Kota: Bentuk Kognitif Individu

Hudzaefah Elmira
1 min readMar 29, 2024

--

Aku suka takoyaki. Malam itu aku membelinya di tempat biasa dan memutuskan untuk memakannya sambil menikmati pertunjukan malam. Menonton lekuk tubuh ombak dan nyanyiannya, aku masih mengenal tarian dan nada itu. Masih sangat begitu familiar.

Terima kasih kepada Tuhan, telah menciptakan pantai ini. Dan juga pemerintah setempat terdahulu yang berpikiran untuk membuka dan membangun jalan raya di samping pantai sehingga akses terbuka lebar melihat hamparan laut lepas.

Banyak orang yang duduk di bebatuan pinggir pantai, banyak di antara mereka bergerombol. Mungkin jika seperti di film-film, akan nampak seperti ada seorang perempuan yang duduk sendirian dengan latar manusia-manusia yang lalu lalang menggunakan konsep slow motion shutter rendah. Ada cahaya yang tidak merata dari arah kanan dan kiri, banyak di antara mereka berfoto-foto. Namun ada seorang perempuan, tetap khusyuk menonton pertunjukan bebas-akses-masuk itu sambil memakan takoyaki berisikan 10 bulatan.

Pantai, bebatuan, bukit. Tempat yang tidak asing. Aku pernah ke sana, melihat kota dari atas bukit. Melihat bahwa kota adalah bentuk kognitif dari kacamata individu, sebab kesan baik-buruk berada dalam kepala melalui pengalaman subjektifnya.

Aku, tidak menyukai kota ini.

--

--